K I T A B   S U C I
Temukan di Google Play
[VER] : [KITABSUCI]
[TAURAT]  [ZABUR]  [INJIL] 
[ARTIKEL]

<<  Air yang Mendatangkan Berkah >> 
Halaman 5

Haus

Mengapa Allah Menyebabkan Tubuh Kita Mengalami Dahaga?

Orang yang haus jasmani merasa sakit. Sebab itu, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan air, dan minum darinya. Haus di sini ialah dorongan kuat …. yang mendorong dia ke arah yang dibutuhkannya.

Rasa Haus Mendorong Manusia untuk Memuaskan Kehausan Mereka.

Manusia sangat merindukan bahwa apa yang menjadi niatnya sungguh-sungguh terlaksana dalam kehidupannya. Manusia terkadang mencoba menghilangkan kehausan yang mereka rasakan, jika air tidak ada, tetapi tetap haus.

Allah Memberikan Rasa Haus untuk Menunjukkan Belas KasihanNya dan KuasaNya

Nabi Ismail: Allah Melihat dengan Hati Penuh Belas Kasih.

Allah melihat penderitaan Hajar (ibunya Ismail) dan dengan penuh belas kasih Allah memunculkan sebuah sumur.

At-Taurat, Surah Kejadian

16:7Kemudian Malaikat ALLAH menjumpainya dekat sebuah mata air di padang belantara, yaitu dekat mata air di jalan yang menuju ke Syur. 8Sabdanya, “Hai Hajar, hamba Sarai, dari manakah engkau dan hendak ke mana?” Jawab perempuan itu, “Aku melarikan diri dari Sarai, nyonyaku.” 9Sabda Malaikat ALLAH kepadanya, “Kembalilah kepada nyonyamu dan tunduklah di bawah wewenangnya.” 10Sabda Malaikat ALLAH pula kepadanya, “Aku akan membuat keturunanmu menjadi sangat banyak, hingga tak terhitung banyaknya.” 11Selanjutnya Malaikat ALLAH bersabda kepadanya, “Engkau sedang mengandung dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki. Namailah dia Ismail, karena ALLAH telah mendengar jeritan kesusahanmu. 12Ia akan menjadi orang yang hidupnya seperti keledai liar. Tangannya akan melawan setiap orang, dan tangan setiap orang akan melawan dia. Ia akan tinggal di hadapan semua saudaranya.” 13Lalu Hajar menyebut nama ALLAH yang berfirman kepadanya itu “Engkaulah Allah Yang Memperhatikan,” karena katanya, “Sungguhkah di sini kulihat Dia yang memperhatikan aku?” 14Itulah sebabnya sumur itu, yang letaknya di antara Kades dan Bered, disebut Sumur Lahai Roi

Nabi Ismail: Allah Mendengar dengan Penuh Belas Kasih.

Allah mendengar penderitaan Ismail dan ibunya, dan dengan penuh belas kasih memunculkan mata air di padang gurun dan memberikan sebuah masa depan.

At-Taurat, Surah Kejadian 21:8-19

21:8Anak itu tumbuh makin besar lalu disapih. Ibrahim mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. 9Pada suatu waktu, Sarah melihat anak yang dilahirkan bagi Ibrahim oleh Hajar, perempuan Mesir itu, sedang bermain-main dengan Ishak. 10Sebab itu berkatalah Sarah kepada Ibrahim, “Usirlah hamba perempuan itu bersama anaknya, karena anak hamba perempuan ini tidak boleh menjadi ahli waris bersama anakku, Ishak.”

11Hal itu sangat mengesalkan hati Ibrahim, karena Ismail juga anaknya. 12Tetapi Allah berfirman kepada Ibrahim, “Janganlah kesal hatimu karena anak itu serta hambamu. Semua yang dikatakan Sarah kepadamu haruslah kaudengar, karena yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut sebagai keturunanmu. 13Namun, anak dari hamba perempuan itu pun akan Kujadikan suatu bangsa, karena ia juga keturunanmu.”

14Keesokan harinya Ibrahim bangun pagi-pagi. Diambilnya roti serta sebuah kantong kulit berisi air, lalu diserahkannya kepada Hajar dengan menaruhnya pada bahunya. Diserahkannya pula anaknya, lalu disuruhnya perempuan itu pergi. Maka berjalanlah Hajar, mengembara di Padang Belantara Bersyeba.

15Ketika air dalam kantong kulit itu habis, direbahkannyalah anaknya di bawah suatu pohon semak. 16Kemudian ia pergi dan duduk agak jauh berseberangan dengan anak itu, kira-kira sejauh panah ditembakkan, karena katanya, “Jangan biarkan aku melihat anak itu mati.” Sambil duduk berseberangan dengan anak itu, menangislah ia dengan suara nyaring.

17Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah memanggil Hajar dari langit. Sabda-Nya kepadanya, “Ada apa dengan kamu, Hajar? Jangan takut, karena Allah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 18Bangkitlah, angkatlah anak itu, dan tuntunlah dia, karena Aku akan membuat dia menjadi suatu bangsa yang besar.” 19Kemudian Allah membuka mata Hajar sehingga ia melihat sebuah sumur. Maka pergilah ia mengisi kantong kulitnya dengan air, lalu memberi anak itu minum.

Nabi Musa: Allah Menggunakan Air untuk Menyatakan Mujizat dan Kuasa-Nya.

Pada saat kehausan, umat Allah bersungut-sungut karena yang ada hanya air yang pahit. Allah menyatakan Diri-Nya sebagai Sang Pemberi rahmat kehidupan sehari-hari dengan cara mengubahkan air yang pahit menjadi air yang terasa manis dan dapat diminum.

At-Taurat, Surah Exodus 15:22-27.

15:22Setelah itu Musa memimpin orang Israil berangkat dari Laut Merah, lalu mereka memasuki Padang Belantara Syur. Tiga hari lamanya mereka berjalan di padang belantara itu tanpa mendapat air. 23Kemudian sampailah mereka di Mara, tetapi air di Mara tidak dapat mereka minum karena pahit rasanya. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Mara. 24Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa. Kata mereka, “Apa yang akan kami minum?”

25Musa berseru kepada ALLAH, lalu ALLAH menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Musa melemparkan kayu itu ke dalam air, lalu air itu menjadi manis.

Di sanalah Allah memberikan ketetapan dan peraturan kepada mereka dan di sanalah Ia menguji mereka. 26Firman-Nya, “Jika kamu sungguh-sungguh mematuhi ALLAH, Tuhanmu, melakukan apa yang benar dalam pandangan-Nya, memperhatikan perintah-perintah-Nya, dan memegang teguh segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan atasmu penyakit mana pun yang telah Kutimpakan atas orang Mesir, karena Akulah ALLAH, yang menyembuhkan engkau.”

27Kemudian sampailah mereka di Elim. Di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon kurma. Mereka pun berkemah di sana, di dekat air itu.

Allah memberikan Rasa Haus untuk Mendidik

Nabi Musa: Jangan Sombong sehingga Menguji atau Mencobai Allah.

Allah menggunakan rasa haus untuk mengajar umat-Nya agar tidak meminta pemimpin selain pemimpin yang diberikan oleh Allah, sebab ini berarti sombong dalam hal menguji dan mencobai Allah. Janganlah mencobai Dia, melainkan dengan iman kita memandang Dia menyediakan air secara ajaib, yaitu, memancarkannya dari batu cadas di padang pasir.

At-Taurat, Surah Keluaran 17:1-2

17:1Kemudian seluruh jemaah bani Israil berangkat dari Padang Belantara Sin untuk menempuh tahap demi tahap perjalanan mereka sesuai dengan firman ALLAH. Mereka berkemah di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum oleh bangsa itu. 2Lalu berbantahlah bangsa itu dengan Musa, kata mereka, “Berilah kami air supaya kami dapat minum.” Kata Musa kepada mereka, “Mengapa kamu berbantah dengan aku? Mengapa kamu mencobai ALLAH?” 3Tetapi bangsa itu dahaga di sana dan ingin minum. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Mengapa engkau menuntun kami keluar dari Mesir? Untuk membunuh kami, anak-anak kami, dan ternak kami dengan dahaga?”

4Maka berserulah Musa kepada ALLAH, katanya, “Apa yang harus kulakukan terhadap bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan merajam aku.”

5Firman ALLAH kepada Musa, “Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beberapa orang dari antara para tua-tua Israil. Bawalah di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, lalu pergilah. 6Aku akan hadir di hadapanmu di sana, yaitu di atas Gunung Batu Horeb. Pukullah gunung batu itu, maka air akan keluar dari dalamnya sehingga bangsa itu dapat minum.” Lalu Musa melaksanakan hal itu di depan mata para tua-tua Israil. 7Dinamainya tempat itu Masa dan Meriba, karena di sana bani Israil berbantah-bantah dan mencobai ALLAH dengan berkata, “Hadirkah ALLAH di antara kita atau tidak?”

QS. 2:60 Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.

Allah memberikan Rasa Haus untuk Menunjukkan bahwa Dia Sumber Kehidupan.

Allah mengingatkan umat-Nya, untuk kehidupan itu, mereka perlu bergantung kepada-Nya. Manusia yang kehausan tahu bahwa mereka membutuhkan sesuatu.Haus itu rasanya sungguh tidak enak.Kehausan mengandung tujuan yang baik. Rasa haus mendorong dan memaksa kita mengobati kehausan itu. Seseorang yang sedang kehausan meminta orang lain memenuhi kebutuhannya itu. Tetapi tuntutan pada orang lain itu ialah tindakan yang mencobai Allah. Orang yang kehausan menemukan bahwa hanya ALLAh sajalah Yang Memuaskan kehausan kita. Allah memanggil orang-orang yang kehausan untuk bergantung kepada DIA agar mendapatkan kehidupan yang sesungguhnya.

Nabi Musa dan Mujizat di Gunung Batu

Dalam mujizat berikut, Musa dan Harun sebagai pimpinan, yang kurang percaya kepada Allah dan tidak menyatakan kesucian Allah di depan umat Israil. Allah menggunakan rasa haus untuk mengajar orang-orang yang dipilih-Nya sebagai pemimpin, agar mereka percaya dan taat kepada Allah saat menghadapi tantangan dari para pengikutnya. Allah mengulangi pelajaran ini dengan cara mengeluarkan air dari bukit batu di padang gurun.

At-Taurat, Surah Bilangan 20:1-13

20:1Bani Israil, yaitu seluruh umat itu, sampai di Padang Belantara Zin pada bulan pertama, lalu bangsa itu tinggal di Kades. Di sanalah Miryam meninggal dan dimakamkan. 2Suatu waktu, tidak ada air bagi umat itu. Maka berkumpullah mereka menentang Musa dan Harun. 3Bangsa itu berbantah dengan Musa dan berkata, “Kalau saja kami mati ketika saudara-saudara kami itu mati di hadirat ALLAH! 4Mengapa kamu membawa jemaah ALLAH ke padang belantara ini? Supaya kami dan ternak kami mati di sini? 5Mengapa pula kamu memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat biji-bijian, bukan tempat pohon ara, pohon anggur, atau pohon delima, bahkan air minum pun tidak ada?” 6Musa dan Harun pergi meninggalkan jemaah itu menuju pintu Kemah Hadirat Allah, lalu mereka pun bersujud. Kemudian kemuliaan ALLAH tampak di hadapan mereka. 7Firman ALLAH kepada Musa, 8”Ambillah tongkatmu, lalu bersama Harun abangmu kumpulkanlah jemaah itu. Berbicaralah kepada bukit batu itu di depan mata mereka agar bukit batu itu mengeluarkan airnya. Begitulah cara engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu beserta ternak-ternaknya.” 9Musa mengambil tongkat itu dari hadirat ALLAH, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 10Kemudian Musa dan Harun mengumpulkan umat itu di depan bukit batu. Kata Musa kepada mereka, “Dengarlah, hai orang-orang durhaka! Haruskah kami mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” 11Lalu Musa mengangkat tangannya dan memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Maka keluarlah air dengan limpahnya, dan minumlah umat itu beserta ternak mereka. 12Akan tetapi, ALLAH berfirman kepada Musa dan Harun, “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menyatakan kesucian-Ku di depan mata bani Israil, maka kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kukaruniakan kepada mereka.” 13Itulah mata air Meriba. Di situlah bani Israil berbantah dengan ALLAH, dan di situ pulalah Ia menyatakan kesucian-Nya di antara mereka.

Kebiasaan yang buruk pada bani Israil adalah kurang percaya dan suka bersunggut-sunggut kepada Allah. Sedangkan para pemimpin kurang percaya dan tidak menyatakan kesucian Allah di depan umat Israil.

Qadi Simson:

Memohon Pertolongan.

Allah dengan ajaib memuaskan kehausan para pahlawan perang-Nya yang memohon pertolongan-Nya pada saat mereka sedang dalam keadaan krisis, dan memperbaharui kekuatan mereka.

At-Taurat, Surah Hakim-Hakim 15:13-20

15:13Kata mereka kepadanya, “Tidak, kami hanya mau mengikat engkau kuat-kuat lalu menyerahkan engkau ke dalam tangan mereka. Kami sama sekali tidak akan membunuh engkau.” Kemudian mereka mengikat dia dengan dua buah tali baru, lalu membawanya dari bukit batu itu. 14Sesampainya ia di Lehi, bersorak-soraklah orang Filistin sambil mendatangi dia. Maka Ruh ALLAH turun ke atasnya dengan penuh kuasa, sehingga tali pada lengan-lengannya menjadi seperti rami yang terbakar api, dan pengikat-pengikatnya gugur dari tangannya. 15Didapatinya sebuah tulang rahang keledai yang masih baru. Lalu diulurnya tangannya, dipungutnya tulang itu, dan dengan tulang itu dibunuhnya seribu orang. 16Kata Simson, “Dengan tulang rahang keledai, kubuat tumpukan demi tumpukan, dengan tulang rahang keledai, kubunuh seribu orang.” 17Setelah berkata demikian, dicampakkannya tulang rahang itu dari tangannya. Maka tempat itu dinamai Ramat Lehi. 18Ia pun merasa sangat haus. Lalu berserulah ia kepada ALLAH, katanya, “Engkau telah mengaruniakan kemenangan yang besar itu dengan perantaraan hamba-Mu ini. Masakan sekarang aku mati kehausan dan jatuh ke dalam tangan orang-orang yang tak berkhitan itu?” 19Maka Allah membelah lubang batu di Lehi itu, sehingga keluarlah air dari situ. Simson minum, lalu pulihlah semangatnya dan ia merasa segar kembali. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Mata Air Penyeru, yang sampai hari ini ada di Lehi. 20Simson menjadi hakim atas orang Israil dua puluh tahun lamanya di zaman orang Filistin.

Qadi Simson mendapat kekuatan yang dasyat dari Allah karena Ruh Allah turun di atasnya, sehingga dia mendapat kekuatan yang supranatural. Kekuatan yang pertama ialah tulang dipakai untuk membunuh banya orang. Juga Simson memohon air kepada Allah, dan Allah memakai lobang batu untuk mengeluarkan muzijat air.

Apabila Ruh Allah turun atas manusia, maka dia dapat menjadi pemimpin yang kuat dan sukses dalam waktu panjang.

Apa Itu Qalbu yang Mengalami Dahaga (Haus Jiwani)?

Kehausan Qalbu = Kerinduan di bagian terdalam dari diri manusia, dan kita hanya bisa dipuaskan oleh ALLAH saja. Kehausan itu ialah undangan,

KSI, Surah Matias

5:6Berbahagialah mereka yang lapar dan haus untuk melakukan kehendak Allah karena mereka akan dipuaskan.

“Ya Allah, beri minum kepada kami dari telaga suci-Mu, segala saja, agar tidak akan haus untuk selama-lamanya.”

Nabi Yeremia: Kehausan yang Memimbulkan Dosa Syirik

Kehausan jiwa bisa menggoda manusia untuk meninggalkan ALLAH. Dalam hal ini manusia tidak taat kepada larangan pertama, “Jangan ada padamu ilah lain selain Aku.” Kehausan itu menarik kita datang kepada apa yang syirik (bagaikan kolam yang bocor). Hal-hal selain Allah, syirik, tidak bisa memuaskan jiwa manusia. Hanya Allah saja yang bisa memuaskan kehausan qalbu manusia.

Surah Yeremia 2:13

2:13”Umat-Ku telah melakukan dua kejahatan: mereka meninggalkan Aku, mata air yang hidup, dan menggali kolam mereka sendiri, yaitu kolam bocor, yang tidak dapat memuat air.”

Saat manusia mengejar apa yang syirik, hal itu yang dikejar menjanjikan solusi tetapi tidak menepati janjinya. Akibatnya . . .

. . . manusia meninggalkan ALLAH, sang Pemuas Sejati.

. . . manusia kecewa pada hal syirik, yang bagaikan kolam yang malah bocor. Kehausan manusia tidak lagi terasa begitu tajam, akan tetapi juga tidak benar-benar hilang. Kita membuat rasa haus itu seakan-akan terpuaskan melalui cara :

Mekanisme menyembunyikan dan • melarikan diri dari kehausan

Pornografi atau narkoba yang membuat • kehausan kita tersembunyi dibalik apa yang seakan-akan menyenangkan.

Kesibukan bisa menjadi cara melarikan • diri dari kehausan qalbu kita.

Memusatkan daya untuk mengejar • sukses bisa mengalihkan kehausan kita.

Mekanisme Pembelaan Diri bisa • mengelabui kita tentang kehausan jiwa kita.

Menjauh (membuat jarak relasional) • bisa membuat kehausan seakan-akan jauh dari kita.

Kontrol dan perfeksionisme (segala • sesuatu harus sempurna) bisa memberikan ilusi bahwa kitalah yang memegang kendali atas kehausan jiwa kita.

Manusia hanya dihadapkan kepada dua pilihan. Yang pertama, beriman dan taat kepada Allah, atau, meninggalkan Allah dan tidak taat kepadaNya. Saat kita taat kepada Allah, maka akan dipuaskan dari Allah sebagai kepuasan sejati. Tetapi mereka meninggalkan Allah saat mengejar apa yang palsu, maka, mereka meninggalkan kepuasan sejati dari Allah.

Nabi Daud: Qalbu yang Mengalami Dahaga Menarik Kita untuk Datang kepada Allah.

Qalbu yang mengalami dahaga memanggil kita untuk datang kepada ALLAH Sang Pemuas Dahaga.

Az-Zabur 63

63:1Zabur Daud, ketika ia ada di Padang Belantara Yuda. 2Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, aku mencari hadirat-Mu, jiwaku dahaga kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, di tanah gersang dan tandus yang tiada berair. 3Demikian aku memandang kepada-Mu di tempat suci, untuk melihat kuasa-Mu dan kemuliaan-Mu. 4Karena kasih abadi-Mu lebih baik daripada hidup, bibirku akan memegahkan Engkau. 5Demikian aku akan memuji Engkau seumur hidupku, dan mengangkat tanganku untuk memuliakan nama-Mu. 6Jiwaku dipuaskan, seolah-olah dengan makanan yang lezat. Dengan sorak-sorai di bibirku, mulutku akan memuji-muji. 7Jika aku mengingat Engkau di tempat tidurku, aku merenungkan diri-Mu sepanjang waktu jaga malam. 8Karena Engkau telah menjadi penolongku, di bawah naungan-Mu aku bersorak-sorai. 9Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. 10Tetapi mereka yang berupaya membinasakan nyawaku akan masuk ke bagian-bagian bumi yang terbawah. 11Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, dan menjadi makanan rubah. 12Tetapi raja akan bersukacita karena Allah, semua orang yang bersumpah demi Dia akan bermegah, sedangkan mulut para pendusta akan dibungkamkan.

Nabi Daud: Orang yang Haus Berpegang Erat-erat kepada ALLAH.

Orang yang haus menyadari bahwa mereka hanya bisa dipuaskan oleh ALLAH, yang menolong dengan kuasa diiringi kasih-Nya.

Az-Zabur 42

42:1Untuk pemimpin pujian. Nyanyian pengajaran bani Korah. 2Ya Allah, seperti rusa merindukan batang air, demikianlah jiwaku merindukan Engkau. 3Jiwaku haus kepada Allah, kepada Tuhan yang hidup. Kapankah aku boleh masuk menghadap hadirat Allah? 4Air mataku menjadi makananku siang dan malam, sementara sepanjang hari orang-orang berkata kepadaku, “Di manakah Tuhanmu?” 5Hal-hal inilah yang kuingat ketika aku mencurahkan isi jiwaku: bagaimana aku berjalan bersama orang banyak dan memimpin mereka dalam arak-arakan menuju Bait Allah disertai suara sorak-sorai dan ucapan syukur, dalam keramaian orang yang mengadakan perayaan. 6Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah, karena aku akan kembali memuji Dia, atas pertolongan yang datang dari hadirat-Nya. 7Ya Tuhanku, jiwaku tertekan di dalam diriku, sebab itu aku akan mengingat Engkau dari daerah Sungai Yordan, Gunung Hermon, dan dari Gunung Mizar. 8Samudera memanggil samudera dengan deru air terjun-Mu. Semua ombak dan gelombang-Mu melanda aku. 9Pada siang hari ALLAH memerintahkan kasih abadi-Nya, dan pada malam hari nyanyian-Nya menyertai aku, suatu doa kepada Tuhan kehidupanku. 10Aku hendak berkata kepada Allah, bukit batuku, “Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus berjalan sambil berkabung sebab penindasan musuh?” 11Seperti tikaman ke dalam tulang-tulangku, lawan-lawanku mencela aku. Sepanjang hari mereka berkata kepadaku, “Di manakah Tuhanmu?” 2Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah, karena aku akan kembali memuji Dia, penolongku dan Tuhanku.

Nabi Daud mengarahkan hatinya kepada Allah dalam keadaan tekanan jiwanya. Oleh karena selalu dekat dengan Allah, Nabi Daud melakukan pekerjaan-pekerjaan dasyat dan besar. Allah mengundang semua orang yang haus untuk datang kepadaNya.

Qalbu yang Merasa Dahaga ialah Belas Kasihan Allah

Nabi Yesaya: Allah Mengundang Mereka yang Haus untuk Datang Kepada-Nya

Kehausan qalbu bertujuan untuk datang kepada Allah saja sebagai Sang Pemuas Dahaga bagi segala yang hidup dan bernyawa. Orang yang haus datang kepada Allah dengan tangan kosong, sesuai kehendakNya. ALLAH menganugerahkan pengampunan dan sukacita kepada orang yang bertaubat kepadaNya.

Surah Yesaya 55:1

1”Hai semua orang yang dahaga, mari, ambillah air! Hai orang yang tidak punya uang, mari, belilah makanan dan makanlah! Mari, belilah anggur dan susu tanpa uang dan tanpa bayaran!

Perniagaan dari Allah tidak menuntut pembayaran apa-apa. Semua diberikan dengan cuma-cuma.

Nabi Isa: Orang yang Haus Percaya Kepada Isa.

Orang yang haus jiwanya mendapat undangan untuk menaruh iman mereka kepada Isa. Isa memberikan Ruh Allah di dalam hati setiap orang percaya untuk memuaskan dahaga dan menyucikan mereka secara terus-menerus.

Al-Injil, Surah Yahya 7:37-39

7:37Pada hari terakhir, hari yang paling utama pada perayaan itu, berdirilah Isa dan berseru, “Barangsiapa dahaga, hendaklah ia datang kepada-Ku dan minum! 38Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti telah tersurat dalam Kitab Suci, ‘Aliran sungai-sungai air hidup akan mengalir di dalam hatinya.’” 39Isa berbicara perihal Ruh Allah yang akan diterima oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya. Pada waktu itu, Ruh belum dicurahkan sebab Isa belum dimuliakan.

Pengenalan kepada Nabi Isa hanya dapat dilakukan dengan mengenal akan Ruh Allah atau Ruh Kudus. Nabi Isa dapat mendatangkan air untuk kehidupan kekal.

Nabi Isa: Datanglah kepada-Ku untuk Memperoleh Air Hidup bagi Kehidupan yang Kekal.

Al-Injil, Surah Yahya 4:7-14

4:7Kemudian datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Lalu sabda Isa kepadanya, “Berilah Aku minum.” 8Pada waktu itu, para pengikut-Nya sudah pergi ke kota untuk membeli makanan. 9Kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, “Tuan ini bagaimana? Masakan orang Israil meminta minum kepadaku, orang Samaria?” (Sebab orang Israil tidak bergaul dengan orang Samaria.) 10Jawab Isa kepadanya, “Jika engkau tahu anugerah Allah dan siapa yang berkata kepadamu, ‘Berilah Aku minum,’ tentulah engkau akan meminta kepada-Nya dan Ia akan memberikan kepadamu air hidup.” 11Lalu kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuan tidak mempunyai timba dan perigi ini pun amat dalam. Jadi, dari manakah Tuan dapat memperoleh air hidup itu? 12Apakah Tuan lebih besar daripada nenek moyang kami, Yakub, yang telah memberikan perigi ini kepada kami dan yang telah meminumnya juga bersama-sama dengan anak-anaknya serta ternak-ternaknya?” 13Sabda Isa kepadanya, “Barangsiapa meminum air ini, ia akan dahaga lagi. 14Tetapi barangsiapa meminum air yang akan Ku-berikan kepadanya, ia tidak akan merasa dahaga lagi sampai selama-lamanya. Air yang akan Kuberikan itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai hidup yang kekal.”

Mata air yang bersifat materi dari Allah, dan kepuasan sifatnya terbatas. Tetapi mata air yang ruhani berasal dari Isa dapat memuaskan hingga hidup yang kekal.

Nabi Isa: Percayalah Kepada-Ku dan Engkau Tidak akan Pernah Haus Lagi.

Al-Injil, Surah Yahya 6:35-41

6:35Sabda Isa kepada mereka, “Akulah roti hidup itu. Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 36Tetapi Kukatakan kepadamu bahwa walaupun kamu sudah melihat Aku, kamu tidak percaya juga. 37Semua yang diberikan Sang Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan orang yang datang kepada-Ku tidak akan pernah Kutolak. 38Karena Aku turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 39Inilah kehendak Sang Bapa yang mengutus Aku, yaitu supaya semua yang diberikan-Nya kepada-Ku jangan sampai hilang, melainkan supaya Kuhidupkan kembali pada hari kiamat. 40Sebab demikianlah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang memandang Sang Anak serta percaya kepada-Nya mempunyai hidup kekal, dan Kuhidupkan kembali pada hari kiamat.”

41Lalu bersungut-sungutlah orang Israil terhadap Isa, sebab Ia telah bersabda, “Aku-lah roti yang turun dari surga.”

Nabi Isa: Kehausan Terakhir Dihiburkan.

Orang kaya merasakan kehausan di neraka, sebab selama hidup di dunia dia tidak menghiraukan apa yang telah dikatakan oleh para nabi. Orang miskin itu, Lazarus, merasakan penghiburan yang sangat mendalam di Surga karena ia percaya kepada apa yang disampaikan oleh para nabi.

Al-Injil, Surah Lukas 16:19-31

16:19“Ada seorang kaya. Ia selalu memakai pakaian jubah ungu serta kain lenan halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20Ada juga seorang pengemis bernama Lazarus. Badannya penuh borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21sambil berharap dapat makan dari remah-remah makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Anjing datang dan menjilat boroknya. 22Kemudian pengemis itu meninggal, lalu ia diantar oleh malaikat ke pangkuan Nabi Ibrahim. Orang kaya itu meninggal juga, lalu dikuburkan. 23Sementara ia menderita di alam maut, ia memandang ke atas. Dari jauh dilihatnya Nabi Ibrahim, dan Lazarus duduk di pangkuan Ibrahim. 24Lalu berserulah ia kepada Nabi Ibrahim, katanya, ‘Ya Nabi, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan datang kepadaku untuk menyejukkan lidahku, karena aku menderita sekali di sini, di dalam nyala api ini.’ 25Tetapi Nabi Ibrahim menjawab, ‘Ingatlah, anakku, di dalam hidupmu engkau sudah menerima semua yang baik, sedangkan Lazarus hanya menerima yang tidak baik. Sekarang di sini ia dihibur dan engkau sengsara. 26Selain itu, di antara kita ada suatu jurang yang besar, supaya orang yang hendak pergi dari sini ke tempatmu, dan orang yang hendak pergi dari sana ke tempat kami, tidak dapat menye-berang.’ 27Lalu orang kaya itu berkata, ‘Kalau begitu, aku mohon sudilah Nabi menyuruh Lazarus ke rumah orang tuaku, 28karena aku masih mempunyai lima saudara laki-laki. Suruhlah Lazarus pergi untuk memperingatkan mereka supaya jangan sampai mereka masuk juga ke tempat yang penuh penderitaan ini.’ 29Tetapi jawab Nabi Ibrahim, ‘Pada mereka sudah ada Kitab Suci yang telah disampaikan melalui Nabi Musa dan nabi-nabi lainnya. Seharusnya mereka memperhatikan apa yang dikatakan dalam kitab-kitab itu.’ 30Orang itu berkata, ‘Itu tidak cukup, ya Nabi Ibrahim! Tetapi jika ada seorang dari antara orang mati pergi kepada mereka, pastilah mereka akan bertobat.’ 31Nabi Ibrahim menjawab, ‘Kalau mereka tidak mau memperhatikan apa yang dikatakan dalam tulisan-tulisan suci yang disampaikan melalui Musa dan melalui nabi-nabi lainnya, pasti mereka juga tidak akan diyakinkan sekalipun ada orang mati yang hidup kembali.’ ”

Hal dunia tidak lagi bermanfaat, sesudah manusia di dalam surga atau neraka.

Nabi Isa: Kehausan Diselesaikan dengan Kematian Isa

Al-Injil, Surah Yahya 19:28-30

28Selang beberapa saat, bersabdalah Isa, “Aku haus!” Hal itu dikatakan-Nya karena Ia tahu bahwa segala sesuatunya sudah selesai, dan supaya apa yang tersurat dalam Kitab Suci digenapi. 29Di situ ada sebuah bejana berisi air anggur asam. Mereka menuangkan air anggur asam itu pada bunga karang yang sudah dicucukkan pada sebatang tangkai hisop, lalu mereka menyodorkannya ke mulut Isa. 30Setelah Isa mengecap air anggur asam itu, bersabdalah Ia, “Sudah selesai!” Kemudian Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.