K I T A B   S U C I
Temukan di Google Play
[VER] : [KITABSUCI]
[TAURAT]  [ZABUR]  [INJIL] 
[ARTIKEL]

<<  Mutiara Doa-Doa Berkah >> 
Halaman 2

Do’a-do’a Berkah Tentram dan Rukun

Do’a Mendekatkan Diri Kepada Allah (Is’tikaf)

Salah seorang ahli filsafah bangsa Perancis pernah berkata, “Seluruh bangsa sedang berlomba untuk mencari kesentosaan dan ketentraman”. Banyak orang di dunia ini berpendapat bahwa ketentraman itu dapat dibeli dengan uang, dengan kecantikan/daya tarik, atau dengan popularitas. Ternyata semua ini tidak bisa menjawab.

Tetapi orang bijak pernah berkata, “Hanya orang yang dekat dengan Allah saja yang tentram.” Allah adalah pelindung kita, orang yang dekat dengan-Nya akan mempercayakan diri kepada-Nya setiap waktu, dan akan mencurahkan isi hatinya kepada Allah. Karena orang yang dekat dengan-Nya yakin Allah itu Baik, Maha Kuasa dan Maha Kasih.

Oleh karena itu mohonlah kepada-Nya untuk senantiasa dimampukan oleh rahmat-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Ya Allah, yang Maha Kasih.

Hamba berharap dengan penuh kepercayaan, bahwa Engkau akan memberikan kepadaku kekuatan dan rahmat untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Mu.

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Engkau tetap mengasihi-Mu dan juga mengasihi orang-orang yang mengasihi Engkau serta memiliki kasih yang dapat menghantar diriku untuk senantiasa dekat dengan-Mu.

Ya Allah, berikanlah kepadaku ketaatan yang dapat menghalangi antara diriku dengan perbuatan maksiat kepada-Mu, hingga dapat mengekalkan rahmat-Mu.

Aku mohonkan semua ini dalam nama Isa Al Masih. Amin.

Do’a Ketika Mengalami Rasa Bersalah

Dari waktu ke waktu manusia hari-harinya senantiasa dibebani oleh rasa bersalah. Perasaan bersalah itu bagaikan penyakit kanker yang ganas apabila tidak segera diselesaikan dengan baik. Seorang ahli psikoterapi Swiss, Paul Tournier pernah berkata, “Jelas sekali tidak ada manusia yang hidup bebas dari rasa bersalah”. Apakah sebenarnya rasa bersalah itu? Rasa bersalah adalah suatu perasaan tidak enak oleh karena telah berbuat salah. Biasanya diikuti dengan suatu pengharapan akan hukuman.

Kitab Suci juga memberitahukan kepada kita bahwa setiap orang pasti mempunyai rasa bersalah oleh karena semuanya telah berdosa. Itulah sebabnya nabi Yahya pernah berkata, “Jika engkau mengatakan bahwa tidak ada dosa padamu, maka sesungguhnya kita membohongi diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada pada kita”.

Biasanya perasaan bersalah itu diakibatkan oleh ketidaktaatannya kepada Allah, atau ketergantungan pada sesuatu di luar Allah. Tetapi sesungguhnya anugerah pengampunan Allah selalu terbuka bagi orang yang sungguh-sungguh sadar dan mengaku di hadapan-Nya. Jadi solusi yang terbaik untuk mengatasi rasa bersalah adalah penerimaan tanggung jawab kita, kesadaran yang tulus akan kesalahan kita di hadapan Allah.

Rasa bersalah adalah kekuatan yang membawa kepada kesembuhan jika kita menerimanya sebagai suatu kesempatan untuk menyesal dan mengalami anugerah Allah, itulah sebabnya terimalah anugerah Allah lewat do’a :

Ya Allah.

Kasihanilah hamba menurut kasih setia-Mu. Hamba mohon Engkau berkenan menghapus semua pelanggaranku menurut rahmat-Mu. Karena hamba menyadari akan semua pelanggaran dan dosa yang telah kami buat di hadapan-Mu. Ijinkanlah aku ya Allah untuk menikmati ketenangan batinku, karena sesungguhnya Engkau berkenan akan ketenangan batin umah-Mu. Jadikanlah hatiku tahir ya Allah dan ubahlah batinku untuk menatap hari esok dengan baik.

Aku mohon ya Allah teguhkanlah hatiku, dan bangkitkanlah semangat di hari-hariku. Aku mohon semua ini dengan iman yang teguh pada, dalam nama Isa Al Masih. Amin.

Do’a Saat Mengalami Kecemasan Hidup

Para psikolog modern berpendapat bahwa abad 20 ini sebagai “zaman kecemasan”, bahkan kecemasan sebagai “emosi resmi pada zaman ini”. Sejumlah orang merasakan kekakuan, ketegangan, dari usaha untuk mengatasi kecemasan dicerminkan dalam penggunaan obat-obatan dan alkohol yang di luar batas, bunuh diri, gangguan syaraf dan problem fisik oleh karena gangguan emosi, dan juga kehancuran efektifitas pribadi dan keluarga.

Apakah sebenarnya kecemasan itu? Dan bagaimana ajaran kitab suci tentang problema ini? Para psikolog dan psikiater berpendapat bahwa kecemasan biasanya adalah perasaan takut yang kuat dan yang tidak realistis, yang kemudian disertai dengan tanda-tanda penderitaan fisik seperti, detak jantung, pengeluaran keringat, kegelisahan yang meningkat. Faktor penyebab dari kecemasan biasanya masalah keuangan, kepribadian yang tertekan, dan segala kemungkinan terjadi.

Salah satu solusi yang terbaik untuk mengatasi kecemasan adalah percaya, beriman penuh pada Allah sebagai sumber kehidupan. Dalam Kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an menyebutkan bahwa kepercayaan pada Allah akan mengurangi kecemasan. Sebagaimana dalam kitab Zabur dikatakan “Pengharapan pada Allah sebagai penawar jiwa yang gundah gulana”. Nabi Yasyaya berbicara tentang, “Damai yang sempurna ada pada mereka yang percaya kepada Allah”. Jadi obat penawar kecemasan yang manjur adalah kepercayaan kepada pemeliharaan dan dukungan Allah. Kita dapat menyerahkan semua masalah dan kekuatiran kita kepada-Nya dalam do’a :

Ya Allah ya Tuhanku.

Di dalam kemelut hati ini, aku tidak ingin menuntun hidup mulus tanpa gelombang, melainkan memanggul beban itulah tugasku sebagai pengikut-Mu.

Ya Allah, aku sangat menginginkan curahan rahmat-Mu, saat-saat aku tidak mengerti jalan-Mu, tunjukkanlah jalanku ke arah rencana-Mu, waktu kebingungan dan kekuatiran melanda diriku, jangan lepaskan tanganku. Mampukah aku ya Allah untuk berdiri tegap untuk melawan gelombang perasaanku yang tak menentu. Bantulah aku ya Allah untuk bersabar, penuh kasih dan kerendahan hati. Jangan biarkan aku hanyut melawan-Mu, menyerah dalam arus cobaan.

Biarkanlah dekapan kasih-Mu ya Allah menguatkan aku untuk berjuang menyadarkan aku bahwa aku tidak sendirian, tetapi Engkau tidak pernah terlena dan tetap menjagaku dalam segala keadaan. Ya Allah biarkanlah aku makin murni dalam genggaman tangan-Mu yang Agung.

Semua ini aku mohonkan dalam nama Isa Al Masih. Amin.

Do’a Mohon Keteguhan Hati (Istikhamah)

Salah satu unsur terpenting dalam ajaran agama apapun di dunia ini adalah tentang “keimanan pada Allah.” Banyak orang berdo’a untuk mendapatkan iman. Iman datang melalui pendengaran akan sabda Allah sebagaimana kitab suci berkata “Iman datang melalui pendengaran, dan apa yang didengar adalah sabda Allah.

Iman yang sejati adalah iman yang difokuskan kepada Allah. Iman yang berangkat dari kesungguhan hati adalah iman yang sepenuhnya berpegang pada sabda Allah. Iman yang sejati percaya melalui hati dan kemudian diekspresikan melalui kehidupan sehari-hari, karena hidup ini adalah hidup percaya, bukan karena melihat. Oleh karena itu mohonlah pada Allah agar diridhoi keteguhan imanmu di dunia.

Ya Allah yang Maha Pengasih.

Aku percaya dengan teguh akan segala kebenaran yang telah Engkau ajarkan kepadaku, karena Engkau adalah kebenaran itu sendiri, yang tidak dapat menyesatkan maupun disesatkan.

Ya Allah yang memutar balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk senantiasa berpegang teguh pada jalanMu. Karena hanya padamu ya Allah aku beriman yaitu kepada Dzat yang Awal dan yang Akhir.

Ya Allah, sungguh aku mohon kepadamu pengampunan, keselamatan dan keyakinan iman yang penuh di dunia ini maupun di akhirat nanti.

Semua ini aku mohonkan dalam nama Isa Al Masih. Amin.

Do’a Mohon Ketulusan Hati

Pada zaman kita sekarang ini sangat sedikit kita jumpa orang-orang yang berhati tulus baik terhadap sesamanya maupun terhadap Allah. Banyak orang tertipu dengan sikap lahirnya yang tampak baik, ramah, dan suka menolong tapi semua itu tidak disertai dengan ketulusan hati. Bisa jadi dilakukan karena terpaksa, atau karena ada motifasi lain.

Salah satu sikap, dalam memperoleh ketentraman adalah berhati yang tulus. Orang yang berhati tulus adalah orang yang selalu besukacita dalam Tuhan dan hidup yang terbuka di hadapan sesamanya. Dalam kitab Injil pernah berkata, “Berbahagialah mereka yang tulus hatinya (suci), karena mereka akan melihat Allah.” Orang yang berhati tulus, ia tidak mau menyembunyikan keberadaannya, karena ia ingat dan tahu sesungguhnya Allah selalu berada di dekatnya.

Untuk itu, sudah selayaknya kita memegang sabda Allah, agar mendapatkan hati yang tulus dalam beribadah, nafsu yang senantiasa tenang dan tentram, serta jiwa yang bersih penuh ketakwaan, sehingga kita menjadi orang yang berpribadi tinggi lagi mulia, oleh karena itu panjatkanlah senantiasa do’a :

Ya Allah.

Aku berlindung kepada-Mu dari segala hal yang tidak barmanfaat, dari hati yang tidak tulus, dan nafsu yang tidak pernah merasa puas.

Ya Allah berikanlah kepadaku jiwa yang takwa serta hati yang bersih. Sebab hanya Engkaulah sebaik-baiknya yang membersihkan jiwa dan yang menguasai serta yang mengarahkannya.

Ya Allah jauhkanlah hatiku dari segala kemaksiatan, kepalsuan, tetapi arahkanlah hatiku kepada ketulusan dan pemurnian.

Aku mohon semua ini dalam nama Isa Al Masih. Amin.

Do’a Saat Mau Tidur

Ada beberapa orang yang merasa kesulitan untuk tidur dengan nyenyak. Kegelisahan dan kekuatiran sering melanda sehingga seseorang sulit terlelap. Adalah suatu anugerah bila kita bisa tidur dengan nyaman.

Ilmu kedokteran membuktikan bahwa tidur dengan nyenyak adalah istirahat yang paling baik untuk tubuh dan jiwa. Karena pada saat tidur, jantung berdetak dengan lambat dan teratur, tubuh berhenti sejenak melakukan kegiatan, dan otak mendapatkan istirahat yang cukup. Tidak diperlukan waktu terlalu banyak untuk tidur, asalkan mutu tidur tersebut baik. Maka 6-8 jam sehari cukup untuk tidur bagi orang dewasa.

Dalam kitab Zabur dikatakan, “Sebab Allah melindungi engkau dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian kemah-Mu. Ia mengangkat aku ke atas gunung batu”. Demikian nasehat orang bijak berkata, “Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari kemarahan dan siksa Allah, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan syaitan dan dari kehadiran mereka”.

Jika Anda menginginkan tidur dengan nyenyak dan diridhoi Allah selagi tidur, berdo’alah demikian :

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Aku berlindung dengan kalimatullah yang menjadi manusia yakni Isa Al Masih Junjungan hamba yang Ilahi. Segala syukur hamba panjatkan ke hadirat-Mu untuk nikmat yang telah Engkau berikan sepanjang hari ini. Seperti Dikau telah melindungi, menjaga dan memberkahi abdi-Mu Daud ketika ia tertidur. Hamba memohon berkahilah hamba dalam tidur hamba. Sehingga hamba merasakan nikmat-Mu dan mensyukuri segala pemberian-Mu. Dan merasakan penjagaan-Mu dari segala godaan syaitan dan godaan mereka.

Bentengilah hambaMu dengan pasukan malaikat Allah. Karena hamba tiada berdaya tanpa-Mu ya Allah. Hamba menyerahkan diri hamba sepenuhnya ke dalam tangan-Mu yang penuh belas kasih.

Dalam nama Isa Al Masih, hamba memohon.

Amin.

Do’a bagi Istri yang Mandul

Kehadiran anak-anak dalam sebuah keluarga adalah hal yang didambakan oleh semua pasangan suami istri. Anak dianggap sebagai lambang cinta kasih, pewaris keturunan dan memberi warna dalam keluarga.

Namun kehadiran seorang anak tidak selalu menjadi kenyataan. Adakalanya kerinduan itu menjadi suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Keberadaan sebagai istri yang mandul dianggap sebagai realita menyakitkan bagi banyak orang.

Bahkan beberapa pasangan terpaksa berpisah, atau istri terpaksa dimadu bila suami tak mau memahami keberadaan istri. Pihak wanita sering menjadi korban yang paling banyak menderita.

Apakah yang dikatakan Kitab Suci tentang istri yang mandul? Kitab Suci Zabur menyatakan demikian : “Ia mendudukan perempuan yang mandul di rumah, sebagai ibu anak-anak penuh sukacita.

Bagi wanita-wanita yang mandul jangan kecewa dengan kenyataan ini. Karena harapan menjadi seorang ibu tetap terbuka lebar. Bagi Allah tidak ada yang mustahil untuk memberikan anak lewat rahim yang mandul. Bila Allah belum mengijinkan, masih banyak anak-anak lain yang membutuhkan uluran kasih seorang ibu untuk merawat mereka.

Bila saudara ingin terbebas dari perasaan bersalah karena mandul dan ingin memiliki anak, berdo’alah demikian :

Ya Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, yang empunya segala mahluk dan pencipta segalanya.

Hamba berserah kepada-Mu dalam sagala hal

Termasuk rumah tangga dan keinginan hamba memiliki seorang anak. Sesungguhnya tiada yang mustahil bagi-Mu untuk membuat hamba melahirkan anak. Namun kehendak-Mu yang terjadi atas hidup hamba-Mu dan jangan kemauan hamba. Karena hamba menyadari ya Allah, kehendak-Mu jauh lebih baik.

Jamahlah hati suami hamba agar menyadari dan mampu mengerti keberadaan hamba ini. Dijauhkan kiranya dari perselingkuhan maupun perceraian. Agar rumah tangga kami senantiasa Engkau ridhoi.

Sekiranya hamba harus memiliki seorang anak tanpa melalui rahim hamba. Berikanlah kami petunjuk agar kami dapat mengerti kehendak-Mu. Agar kelak menjadi anak yang shaleh.

Dalam nama Isa Al Masih, hamba panjatkan do’a ini. Amin

Do’a bagi Suami yang Mandul

Bagi seoarang pribadi, memiliki keturunan adalah kebanggaan tersendiri. Anak dapat menjadi lambang kegagahan dan harga diri seseorang. Keberadaan sebagai suami yang mandul tentu menyakitkan dan tidak diinginkan.

Meski demikian, norma dalam masyarakat, hukum dalam negara maupun Kitab Suci menyatakan bahwa beban yang ditanggung suami yang mandul tidaklah seberat istri yang mandul. Sehingga para suami yang mandul janganlah memvonis diri berlebihan.

Kekal tidaknya sebuah perkawinan tidak ditentukan oleh kehadiran seorang anak. Melainkan sangat tergantung pada komitmen suami dan istri dalam menanggapi segala masalah. Anak yang sedarah dan sedaging dengan orang tuanya tentu adalah harapan semua pasangan suami dan istri. Namun kenikmatan dalam mengasuh anak, menjalin hubungan antara orang tua dan anak, tidaklah ditentukan oleh apakah yang diasuh anak kandung atau anak angkat.

Dalam Kitab Suci dikatakan demikian :

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Jangan Engkau biarkan aku seorang diri, padahal Engkau adalah sebaik-baik pewaris.”

Demikian pula dalam kitab Zabur ditulis demikian :“Orang yang takut akan Allah, akan menetap dalam kebahagiaan, anak cucunya akan mewarisi bumi.”

Sesungguhnya keharmonisan dan keindahan hubungan orang tua dan anak tidak diukur dari anak angkat atau anak kandung. Melainkan dari mutu kasih sayang yang diberikan.

Bila saudara merasakan beban yang berat karena menjadi suami yang mandul dan rindu menjadi orang tua, berdo’alah demikian :

Ya Allah Yang Maha Tahu, Maha Kasih lagi Maha Akbar. Allah yang memberikan kehidupan bagi semua mahluk-Nya.

Hamba syukuri segala nikmat yang Engkau beri.

Meski mandul dan tiada mungkin memiliki seorang anak darah daging hamba, mampukan hamba untuk tetap mensyukurinya. Karena sesungguhnya Dikau adalah Allah yang Maha mengenal akan setiap hamba-Nya. Apa yang saat ini hamba alami adalah perkenan dari-Mu. Berikan hamba kekuatan untuk ikhlas menerima.

Ya Allah, berikanlah kekuatan agar istri hamba juga siap menerima. Berikanlah kami anak meski bukan darah daging kami. Sesuai janji-Mu, bahwa orang yang takut akan Engkau, ya Allah akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.

Tunjukkanlah kami rahmat-Mu, agar anak kami kelak menjadi anak yang shaleh dan berakhlak mulia. Mampukan kami menjadi orang tua yang baik. Mengajarkan kehendak-Mu dan menjauhkan diri dari larangan-Mu. Agar hamba, istri dan anak kami digolongkan pada orang-orang yang shaleh.

Dalam nama Isa Al Masih, hamba pohonkan do’a ini. Amin.

Do’a untuk Merukunkan Suami/Istri yang akan Bercerai

Kelanggengan dalam sebuah rumah tangga adalah dambaan bagi setiap orang. Betapa banyak kita menemukan keluarga-keluarga yang sedang terancam dalam sebuah perceraian. Banyak faktor yang sering kali memicu hubungan suami istri menuju pada perceraian diantaranya kemandulan istri, perselingkuhan, merasa tidak cocok, kekerasan, dan lain-lain.

Allah sebagai pendiri lembaga pernikahan tidak pernah mengajarkan umatNya untuk bercerai, bahkan Allah sendiri pernah berkata, “Sebab Aku membenci perceraian, juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat.” Juga di dalam surat rasul Paulus dituliskan, “Adakah engkau terikat pada seorang permpuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian!” Dari semua ajaran-ajaran ini kita dapat menyimpulkan segala persoalan yang memicu kepada perceraian harus kita jauhi. Karena patut yang sudah dipersatukan oleh Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Oleh karena itu bila saudara berada di ambang pintu perceraian, kembalilah dan bersatulah serta mohonlah kepada Allah agar segala persoalanmu dapat segera diatasi dengan baik dan berdolah demikian:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, janganlah aku biarkan hidup seorang diri dan aku memohon kiranya Engkau berkenan melimpahkan kepada kami kasih sayang kepada kami. Ya Allah aku memohon kepada-Mu satukanlah kami kembali dengan ikatan kasih sayang yang berasal dari pada-Mu.

Dan mampukanlah kami untuk menghindari hal-hal yang membuat keburukan dalam hubungan kami (istri/suami). Karena kami menyadari bahwa sesungguhnya Engkau tidak meridhoi keretakan hubungan kami. Singkirkanlah niat-niat yang jahat.

Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami dan balutlah luka hati kami dengan kasih sayang-Mu. Serta bawalah kami terus untuk menatap hari-hariku dengan kebaikan, kebajikan, keshalehan.

Aku memohon ini dalam nama Isa Al Masih, Amin.